Wednesday, January 8, 2014

MAKNA & FILOSOFI LAGU "GUNDUL - GUNDUL PACUL" (MEANING & PHILOSOPHY SONG "bald - bald hoe")


Siapa yang tidak kenal dengan lagu fenomenal gundul gundul pacul

lagu ini sering banget di nyanyikan oleh anak anak jaman dulu? Waktu masa kecilpun saya juga sering menyanyikan lagu ini dengan teman2 sebaya, apalagi kalau ada seorang teman yang kepalanya dicukur gundul plontos, jadi tamabah kenceng nyanyinya dengan maksud bercanda. hee...(maklum,jaman segitu baru tau lagunya saja,tetapi belum paham apa makna dari lagu tersebut). Tetapi sungguh sangat disayangkan,lagu ini sudah jarang terdengar keluar dari mulut anak2 zaman sekarang. Mereka (anak2sekarang)lebih mengenal lagu2 seperti OPLOSAN,BUKA SITHI JOSS,IWAK PEYEK,DLL.Padahal lagu2 seperti itu tidak ada unsur mendidiknya sama sekali, makna yang disampaikanpun tidak ada. Bahkan lebih cenderung mengajarkan pornografi dan pornoaksi yang banyak mempengaruhi dan merusak otak anak2 kita.


Lagu gundul gundul pacul di ciptakan oleh sunan kalijaga sekitar tahun 1400 an.
kurang lebih begini syairnya
gundul gundul pacul cul gembelengan
nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
wakul glempang segane dadi sak latar

Ternyata,setelah sekian lama dan sekedar iseng nyari lagu tersebut, barulah saya tau,kalau  ternyata arti dan filosofi lagu ini begitu dalam. Bahkan saat pertama kali tau makna dan filosofinya, dalam hati langsung berkata "W.O.W!!!". Inilah lagu yang cocok buat para pemimpin negeri ini maupun diseluruh dunia. Juga buat para calon pemimpin nantinya,lagu ini akan sangat mendalam artinya. pokoknya langsung "mak jleb" kalau kata anak2 gaul zaman sekarang.


makna filosofi lagu tsb adalah

Gundul
adalah kepala plonthos (Gundul tanpa rambut.)
Kepala adalah lambang kehormatan & kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

pacul
pacul adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul
artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa amanah rakyat.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas). Artinya bahwa kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu :
1. MATA: digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. TELINGA digunakan untuk mendengar nasehat dan kesusahan rakyatnya.
3. HIDUNG: digunakan untuk mencium kebaikan.
4. MULUT: digunakan untuk berkata- kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

GEMBELENGAN
gembelengan artinya besar kepala / sombong.seorang pemimpin hendaknya jangan sombong dengan kepemimpinanya.

Nyunggi wakul, gembelengan

Nyunggi wakul artinya membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.
ibarat seorang pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah dikepalanya.

Wakul adalah simbol kesejahteraan rakyat. Kekayaan serta, sumberdaya,adalah isinya.
Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada sebenarnya masih di bawah bakul milik rakyat.
karena kedudukannya tetap berada di bawah bakul rakyat.

Siapa yang lebih tinggi kedudukannya,pembawa bakul atau pemilik bakul?
Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.

banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).




Akibatnya,Wakul ngglimpang segane dadi sak latar.

Bakul terguling dan nasinya tumpah berserakan ke mana-mana .

Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana- mana.
Semua tak terdistribusi dengan baik.

Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor.

Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat…

Jadi Pemimpin Negeri ini coba telusuri dan simak filsafat dan arti tembang anak anak Jawa ini agar negeri kita bisa menjadi negeri yang selalu dinilai sebagai Tebaran Mutiara di Katulistiwa
tongkat kayu berubah jadi tanaman serta Lautan adalah Kolam Susu yang semuanya digunakan untuk Kesejahteraan rakyatnya.

Mohon maaf apabila ada kata2 yang kurang berkenan
SEKIAN & TERIMAKASIH

No comments:

Post a Comment