Jaman dahulu kala, di China kuno hiduplah seorang raja bijaksana.
Rakyatnya hidup makmur dan damai, tak pernah ada kekurangan dan
kelaparan di negri tersebut. Pada suatu hari, sang raja merasa lelah dan
sudah tua, sudah saatnya ia mencari pengganti dirinya. Namun sayang
sekali, ia tak memiliki seorang anak. Maka ia mengutus punggawa kerajaan
untuk mengumpulkan 5 pemuda cerdas di negrinya.
Setibanya di
dalam kerajaan, kelima pemuda tersebut ternganga melihat indahnya istana
raja. Mereka memberi hormat dan menunggu titah sang raja. "Wahai
pemuda-pemuda tampan, cerdas dan bijaksana, hari ini aku akan memilih
salah satu di antara kalian menjadi penggantiku," titah sang raja. Semua
pemuda terdiam dan terkejut, mereka tak menyangka bahwa raja akan
memberikan tahtanya pada mereka, namun siapa gerangan yang akan ditunjuk
menjadi pengganti raja? "Untuk menjadi penggantiku, kalian harus
mengikuti satu ujian yang akan kuberikan," sambung sang raja.
Sang
raja kemudian mengambil 5 buah kantong, yang masing-masing kantong
terdapat sebuah biji bibit pohon. "Tanam, rawat dan siramlah bibit ini
dengan segenap hati kalian. Kembalilah kepadaku setelah satu tahun dari
sekarang, kita lihat bagaimana hasil tanaman yang kalian rawat. Dari
hasil tanaman tersebut aku akan memilih salah satu dari kalian
menggantikan diriku," titah raja.
Semua pemuda bergegas kembali
ke rumah mereka dan mencari tanah yang baik untuk menanam benih yang
diberikan oleh sang raja. Demikian juga Ling, salah satu pemuda jujur
yang dipanggil sang raja. Ia bergegas menemui ibunya, dan memberitahukan
kabar tersebut. Ling dibantu sang ibu kemudian mencari tanah terbaik
dan meletakkannya di sebuah pot. Setiap hari Ling selalu merawat,
menyirami benih tersebut. Namun hingga bulan ke dua, ketiga, hingga
bulan-bulan berikutnya tak sesentipun benih tersebut tumbuh. Padahal
menurut teman-temannya, benih mereka sudah tumbuh menjadi pohon yang
subur dengan buah-buah yang mulai muncul. Ling pun sedih, ia sadar bahwa
ia telah gagal. Semakin mendekati hari pertemuan di istana, ia semakin
bingung. Ia takut bahwa raja akan menghukumnya, namun sang ibu
memintanya agar tetap jujur dan bersabar.
Tiba hari di mana sang
raja akan memilih pengganti, semua pemuda diminta kembali ke istana
dengan membawa semua hasil tanamannya. Dengan sedih, Ling membawa sebuah
pot kecil berisi bibit yang tidak tumbuh. Ia tertunduk lesu, sementara
semua teman-temannya membawa pohon di pot besar, ada yang berbunga
indah, ada pula yang berbuah lebat.
Melihat Ling membawa pot
kosong sang raja tertawa, "bagus sekali usahamu," seluruh isi istanapun
tertawa melihat Ling yang tertunduk lesu. Raja berkeliling dan melihat
tanaman-tanaman lain yang menjulang dengan gagah dan indahnya.
Terkagum-kagum, raja memandangi tanaman dengan buah ranum yang subur
sambil sesekali mengangguk-angguk.
Raja pun meminta masing-masing
maju, bercerita tentang usahanya, dan tibalah pada giliran Ling, yang
maju bersama sebuah pot kosong "Nama saya adalah Ling," katanya. Sekali
lagi seluruh ruangan riuh ramai menertawakannya. Ada yang meneriakkan
kalimat-kalimat ejekan pedas yang membuat Ling semakin malu dan sedih.
Sang raja kemudian berkata, "baiklah, aku sudah menemukan siapa yang
akan menjadi penggantiku." Ruanganpun senyap seketika menantikan titah
raja selanjutnya. Ia kemudian menggandeng tangan Ling, dan mengumumkan
Ling sebagai penggantinya. Seketika semua orang terkejut, namun mereka
tertunduk memberikan hormat.
"Sebenarnya, bibit yang kuberikan
pada kalian setahun lalu adalah bibit yang sudah busuk. Sangat tidak
mungkin menghasilkan tanaman yang lebat dengan buah-buah ranum dan
bunga-bunga indah dari mereka. Ling, adalah pemuda yang jujur dan
berani. Ia membawa sebuah pot kosong dengan bibit yang tidak tumbuh.
Untuk itulah aku memilihnya sebagai penggantiku.
Ingatlah wahai
rakyatku, saat kau menanam sebuah kejujuran, maka kau akan menuai
kepercayaan. Saat kau menanam kebaikan, maka kau akan menuai
persahabatan. Saat kau menanam kerendah hatian, kau akan menuai kebaikan
hati sesama. Saat kau menanam kedamaian, maka kau akan menuai
kemenangan. Saat kau menanam kerja keras, kau akan menuai kesuksesan.
Saat kau menanam kesabaran, maka kau akan menuai hasil berlebihan. Saat
kau menanam keyakinan, kau akan mendapatkan sebuah keajaiban..."
Sebaliknya,
apabila seseorang menanamkan ketidakjujuran, maka ia tak akan
dipercaya. Saat ia menanam keegoisan, maka ia akan kesepian. Saat ia
menanamkan gengsi, ia akan hancur sendiri. Saat ia menanamkan
kecemburuan, ia akan menuai celaka. Saat ia menanam kemalasan, ia akan
menuai kemiskinan. Saat ia menanamkan keserakahan, ia akan menuai
kekurangan. Saat ia menanam dosa, ia akan menuai hukuman.
No comments:
Post a Comment