Berkesempatan menjadi guru adalah
sebuah anugerah. Melihat setiap anak tumbuh dan berkembang bersama
potensi yang dimilikinya, merupakan kesempatan yang indah.
Saya banyak belajar tentang karakter, keinginan, dan gaya belajar
anak yang berbeda di kelas. Ada yang bersemangat, menonjol, cerdas,
kritis,bertanggung jawab, pengeluh, santai, bahkan selalu kebingungan
atau kadang tidak tahu untuk apa harus belajar. Saya sangat menyadari
bahwa setiap anak sangat berbeda. Tidak apa-apa karena kita semua sedang
belajar sekarang.
Filosofi pendidikan yang ingin saya bagikan di sini adalah sebuah
keyakinan. Saya percaya ketika Tuhan menciptakan seorang anak, bukan
menggunakan sebuah mesin fotokopi (setiap anak memiliki kesamaan,
seperti produk masal). Diatas kesadaran bahwa setiap anak memiliki
potensi masing-masing, pikiran saya mengarahkan setiap anak selalu
memiliki ide dan pemikiran yang berbeda.
Salah satu hal penting dalam pelajaran, adalah ide dan
kreatifitas. Sebagai guru, saya memahami bahwa dari satu kelas pasti ada
perbedaan karakter anak. Atas dasar hal tersebut saya menempatkan diri
menjadi pelatih, bukan seorang “GURU” atau sumber belajar utama. Prinsip
pelatih adalah mendorong anak agar mencapai potensi yang optimal
berdasarkan karakteristiknya.
Berbicara tentang ide dan kreatifitas sejujurnya setiap anak pastilah
memiliki perbedaaan satu sama lain. Kalau ada karya anak yang “Copy
& Paste” hati saya merasa trenyuh. Dalam pikiran saya, Tuhan yang
sudah kreatif menciptakan setiap anak pasti juga akan merasa demikian.
Seharusnya anak yang merupakan karya nyata Tuhan pasti memiliki ide dan
karakteristik kaya dan unik seperti sidik jari kita yang berbeda dan
unik.
Bagaimana dengan pendidikan ? Mengacu pada prinsip seorang pelatih,
saya berupaya membangun kemampuan dasar, karakter, strategi dan mental
kuat tidak pernah menyerah saat menghadapi sebuah persoalan. Coba
bayangkan dalam sebuah pertandingan sepakbola, seorang pelatih tidak akan
bisa berbuat banyak untuk memenangkan pertandingan tersebut. Yang pasti
berharap, berdoa, mengingatkan dan menyemangati itu saja yang dilakukan
pelatih. Hasil dari pertandingan tersebut ditentukan oleh pemain itu
sendiri. Mirip sekali dengan masa depan seorang anak, dia sendiri yang
akan menentukannya kelak. Hidup yang berhasil atau gagal.
Apa hubungannnya ide dan kreatifitas dengan model pendidikan pelatih ?
tugas utama guru yang memiliki jiwa pelatih adalah mengembangkan anak,
bukan menciptakan fotokopi seorang guru sama persis seperti dirinya pada
anak didiknya. Sungguh sangat merendahkan karya Tuhan pada anak, ketika
seorang guru menghasilkan kualitas anak didik yang serupa dengan
dirinya.
Tentu saja hal tersebut tidak mudah. Membangunkan ide dan kreatifitas
anak bukan perkara gampang. Namun sebuah keyakinan bahwa anak-anak dari
jaman ke jaman di masa yang akan datang seharusnya lebih hebat dari
masa seorang guru itu sendiri. Saya percaya bahwa seorang anak adalah
bahan bakar yang sangat mudah terbakar, sehingga tugas guru hanyalah
memantik dan menjaga api semangat pada anak didiknya , agar terus
percaya dan yakin bahwa mereka memiliki ide dan kreatifitas yang luar
biasa.
Pendidikan bukan mesin fotokopi adalah sebuah semangat bahwa seorang
adalah sebuah bahan mentah yang bisa menjadi apa saja, bukan
menjadikannya setiap anak memiliki standar yang sama dalam hidupnya.
Pasti saat upaya menemukan ide yang menghasilkan kreatifitas akan
sering menemui kegagalan, bahkan kecewa dan frustasi. Saat usia belajar
pada anak adalah kesempatan untuk menikmati kegagalan, untuk kemudian
menemukan cara meraih keberhasilan. Ketika pendidikan mengejar
angka-angka dan memiliki phobia pada kegagalan maka esensi dari belajar
tersebut menjadi hilang. Tidak pernah gagal tidak akan pernah berhasil.
Mari kita renungkan, apakah kita menginginkan anak-anak menjadi sama
satu lain ? seperti mesin fotokopi ? Sebagai pelatih mereka saya katakan
tidak pada pendidikan dengan standar fotokopi. Saya hanya meminta “COBA
SAJA, RASAKAN, GAGAL TIDAK APA-APA, LEBIH BAIK GAGAL SEKARANG DARIPADA
GAGAL DISAAT KALIAN DIHARAPKAN BERHASIL DI MASA YANG AKAN DATANG”.
No comments:
Post a Comment